Yogyakarta kembali menjadi pusat perhatian pecinta musik dan budaya pop dengan digelarnya Cherrypop 2025 pada 9–10 Agustus 2025 di Lapangan Panahan Kenari. Festival ini dipromotori oleh Swasembada Kreasi dan telah menjadi agenda tahunan yang ditunggu-tunggu sejak pertama kali dihelat pada 2022.
Memasuki tahun keempat, Cherrypop mengusung tema “Gelanggang Musik”, terinspirasi dari Surat Pernyataan Gelanggang tahun 1950—sebuah manifesto dari Gelanggang Sastra dan Seniman Merdeka yang menegaskan arah kebudayaan Indonesia pasca kemerdekaan.
Bagi penyelenggara, “Gelanggang” bukan sekadar panggung musik, tetapi arena pertemuan para kreator dan penikmat pop culture yang memandangnya bukan hanya sebagai hiburan, melainkan gaya hidup. Di sini, musik menjadi pintu masuk menuju beragam ekspresi kreatif—mulai dari seni visual, fesyen, film, merchandise, desain, zine, hingga gerakan kolektif.
Arsita Pinandita, Creative Director Cherrypop, menjelaskan, “Di Gelanggang Musik, berbagai ekosistem kreatif saling bertemu dan tumbuh bersama. Ini adalah ruang bagi mereka yang menjadikan pop kalcer sebagai cara hidup.”
Tahun ini, Cherrypop menggandeng Ardhira Putra sebagai Commission Artist untuk merancang seluruh identitas visual festival. Ardhira, yang dikenal sebagai seniman visual dengan sentuhan estetika era 80–90an, memadukan nuansa City Pop, Vaporwave, dan budaya pop Asia dalam karyanya. Visual Cherrypop 2025 dipenuhi warna-warna menyala, ikon pop culture, serta tipografi urban yang berpadu membentuk komposisi gemerlap—menyiratkan sebuah ikrar kebudayaan yang hidup dan dinamis.
Dengan konsep yang matang, kolaborasi seniman berbakat, dan semangat merayakan budaya, Cherrypop 2025 siap menjadi gelanggang kreatif terbesar di Yogyakarta tahun ini.
Deretan Penampil Cherrypop 2025: 58 Musisi, 4 Panggung, dan Kolaborasi Seniman
Festival musik dan budaya pop terbesar di Yogyakarta, Cherrypop 2025, akhirnya merilis daftar lengkap deretan penampilnya. Tahun ini, total ada 58 musisi lintas genre yang akan memeriahkan festival pada 9–10 Agustus 2025 di Lapangan Panahan Kenari.
Daftar penampil terbagi dalam beberapa kategori unik. Pada segmen Mitos, penonton akan disuguhkan energi eksplosif dari The Monophones, Kornchonk Chaos, Dojihatori, dan Santet. Sementara untuk segmen Emerging, yang menampilkan talenta-talenta baru penuh potensi, hadir Om Kacau Balau, The Skit, Loon, dan Colorcode.
Berbeda dari edisi sebelumnya yang hanya menghadirkan tiga panggung—Cherry Stage, Nanaba Stage, dan Yayapa Stage—tahun ini Cherrypop menambahkan satu panggung baru: Chilli Stage. Panggung eksperimental ini dikhususkan bagi format musik di luar struktur band, dengan konsep intimate gigs yang tertutup dan hanya bisa diakses maksimal oleh 100 penonton per sesi.
Selain deretan penampil musik, Cherrypop 2025 juga menghadirkan kolaborasi seni berskala besar yang memadukan konser dan pertunjukan visual. The Adams akan tampil bersama Eko Nugroho, seniman rupa kenamaan asal Yogyakarta yang telah berpameran hingga tingkat internasional, termasuk di Musèe d’Art Moderne de la Ville de Paris (2013) dan ROH Project Jakarta (2023).
Kolaborasi istimewa juga datang dari FSTVLST yang akan berduet dengan Angki Purbandono—seniman, pendiri Ruang MES 56, dan penggagas Prison Art Program (PAPs). Angki dikenal dengan karya fotogramnya yang inovatif dan telah berkiprah di panggung seni global, dari residensi di Changdong Art Studio Korea Selatan hingga pameran tunggal di Fukuoka Asian Art Museum Jepang (2010) dan Bangkok, Thailand (2017).
Dengan kombinasi 58 penampil musik, 4 panggung ikonik, dan kolaborasi seni lintas disiplin, Cherrypop 2025 siap menjadi festival musik dan pop culture paling berwarna di Yogyakarta tahun ini.
Program Spesial Cherrypop 2025: Kolaborasi Kreatif, Pasar Pop Culture, dan Aktivasi Unik di Yogyakarta
Tahun ini, Cherrypop 2025 hadir dengan deretan program spesial yang lebih segar dan interaktif, hasil kolaborasi bersama Koloni Gigs, Wave Cult, dan Buku Akik. Rangkaian kegiatan ini tidak hanya berlangsung saat main event pada 9–10 Agustus 2025 di Lapangan Panahan Kenari, Yogyakarta, tapi juga dimulai sejak pre-event.
Salah satu highlight adalah Cherry District, area yang menjadi pusat berbagai aktivitas kreatif. Di sini, Jogja Record Store Club akan membuka Record Store yang menjajakan rilisan fisik musik—mulai dari kaset pita, CD, hingga piringan hitam. Tak ketinggalan, Cherry Shop yang menjual official merchandise dari band-band penampil, kolaborasi eksklusif antara Cherrypop dan beberapa musisi, hingga desain resmi Cherrypop 2025 yang digarap langsung oleh Ardhira Putra selaku Commission Artist.
Pengunjung juga bisa mengikuti Signing Session bersama musisi favorit atau mencoba Open Deck Spinning yang digelar bersama Koloni Gigs, di mana siapa saja bisa memutar koleksi piringan hitam pribadi. Masih di area ini, akan hadir Pameran Arsip Lokananta, yang menampilkan sejarah penting label rekaman legendaris Indonesia.
Untuk pengalaman interaktif, Cherrypop kembali membawa Live Sablonase hasil kolaborasi dengan Krack! Studio dan East Division. Di sini, pengunjung bisa membawa kaos polos untuk langsung disablon dengan desain khas Cherrypop. Sementara itu, Cherry Market yang didukung oleh Indofood melalui Indomilk dan Chitato akan menghadirkan 50 tenant F&B brand lokal yang menawarkan ragam kuliner khas budaya pop selama festival.
Dengan tema “Gelanggang Musik”, Cherrypop 2025 mengundang semua orang untuk datang sebagai dirinya sendiri dan pulang sebagai bagian dari gerakan budaya global.
Tiket Cherrypop 2025 dapat dibeli secara online di cherrypop.id atau melalui official ticket box offline seperti Sebelas Coffee (all Jogja outlet), Saorsa Utara, Saorsa Selatan, Songolas, Bolo Space, Mili by Shaggydog, JRNY Coffee & Records, Youth Space (Klaten), Lajur Tengah (Magelang), dan Malibu (Semarang). Informasi terbaru dapat diikuti melalui Instagram resmi @cherrypopfest.
